VIVAnews - Televisi pemerintah Mesir menyatakan Hosni Mubarak mundur dari jabatannya sebagai Ketua Partai Demokratik Nasional yang berkuasa. Namun Hosni Mubarak tetap sebagai Presiden.
Tindakan Hosni Mubarak ini diikuti anaknya, Gamal Mubarak, dan lima anggota Komite Pengarah Sekretariat Jenderal Partai Demokratik Nasional lainnya.
Dikutip dari laman CBS, pengunduran diri Mubarak muncul setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan dikonferensi keamanan di Munich bahwa negerinya menyokong pemerintahan transisi yang dipegang Wakil Presiden Omar Suleiman.
"Saya pikir penting untuk mengikuti proses transisi yang diumumkan Pemerintah Mesir, yang dikepalai Wakil Presiden Omar Suleiman," kata Hillary.
Televisi pemerintah Mesir, seperti dilansir Associated Press, menyatakan pengunduran diri tersebut adalah respons atas demonstrasi yang telah berjalan selama dua belas hari terakhir.
Gamal Mubarak, salah satu anggota Komite Pengarah Partai yang memiliki kekuasaan tertinggi di partai, selama ini dipandang sebagai penerus ayahnya. Tapi Wakil Presiden Omar Suleiman menyatakan awal pekan ini bahwa Gamal tak akan mencalonkan diri jadi Presiden pada September nanti.
Pengumuman ini disambut cemoohan demonstran yang berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo. Wael Khalid, seorang aktivis, menyatakan, pengumuman ini "meningkatkan kepercayaan diri mereka karena menunjukkan kemenangan dan rejim mulai mundur sedikit demi sedikit."
Gejolak politik yang terjadi di Mesir ini setidaknya telah membuat negeri Arab di benua Afrika ini merugi US$3,1 miliar, atau sekitar Rp30 triliun. Kondisi ini dikhawatirkan akan membawa Mesir ke arah kekacauan baru.
Para demonstran yang mendesak Mubarak mundur juga masih bertahan di Lapangan Tahrir sejak 25 Januari 2011.
• Sumber
Tindakan Hosni Mubarak ini diikuti anaknya, Gamal Mubarak, dan lima anggota Komite Pengarah Sekretariat Jenderal Partai Demokratik Nasional lainnya.
Dikutip dari laman CBS, pengunduran diri Mubarak muncul setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan dikonferensi keamanan di Munich bahwa negerinya menyokong pemerintahan transisi yang dipegang Wakil Presiden Omar Suleiman.
"Saya pikir penting untuk mengikuti proses transisi yang diumumkan Pemerintah Mesir, yang dikepalai Wakil Presiden Omar Suleiman," kata Hillary.
Televisi pemerintah Mesir, seperti dilansir Associated Press, menyatakan pengunduran diri tersebut adalah respons atas demonstrasi yang telah berjalan selama dua belas hari terakhir.
Gamal Mubarak, salah satu anggota Komite Pengarah Partai yang memiliki kekuasaan tertinggi di partai, selama ini dipandang sebagai penerus ayahnya. Tapi Wakil Presiden Omar Suleiman menyatakan awal pekan ini bahwa Gamal tak akan mencalonkan diri jadi Presiden pada September nanti.
Pengumuman ini disambut cemoohan demonstran yang berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo. Wael Khalid, seorang aktivis, menyatakan, pengumuman ini "meningkatkan kepercayaan diri mereka karena menunjukkan kemenangan dan rejim mulai mundur sedikit demi sedikit."
Gejolak politik yang terjadi di Mesir ini setidaknya telah membuat negeri Arab di benua Afrika ini merugi US$3,1 miliar, atau sekitar Rp30 triliun. Kondisi ini dikhawatirkan akan membawa Mesir ke arah kekacauan baru.
Para demonstran yang mendesak Mubarak mundur juga masih bertahan di Lapangan Tahrir sejak 25 Januari 2011.
• Sumber
0 comments:
Post a Comment